DILEMA ANGKA-ANGKA

4

“Enam tiga?” seru Ibu tak percaya. “Aduh, Pak, kita terbalik!” Ibu tampak gemas.

“Sial!” umpat Bapak berang.

Prang!

Astaghfirullah! Aku menutup telingaku rapat-rapat. Aku tahu, Bapak pasti sedang marah-marah. Sudah dua minggu ini Bapak gampang naik darah. Aku dan Nita, adikku, sebenarnya sangat tidak nyaman dengan keadaan ini. Tapi Ibu cuma menggerutu. Sementara banyak piring yang harus dibanting tanpa dosa untuk pelampiasan amarah Bapak.

“Kalo saja aku tidak terpengaruh omongan si Parmo, aku pasti sudah tembus tiga angka. Dasar sialan!”

Masya Allah! Bisa-bisanya Bapak bicara seperti itu.

“Salahmu sendiri, Pak. Bapak itu plin-plan. Lha wong kemarin aja sudah susah-susah meramal sampai malam. Bapak sih! Tinggal pasang aja masih digonta-ganti!” Ibu malah menambah panas suasana.

Aku menyusupkan kepala ke bawah bantal. Tuhan – haruskah setiap hari aku mendengar pembicaraan ini?

Telingaku panas. Dadaku pun terasa sesak. Rasanya air mata ini ingin cepat-cepat meleleh turun, tapi aku menahannya.

Demam togel kini telah melanda desaku. Bapak dan Ibu juga ikut pasang nomor. Entah berapa banyak uang dihambur-hamburkan untuk membeli nomor togel. Mereka begitu tergiur karena jika tembus akan mendapat untung yang berlipat   ganda.   Keuntungannya,   jika   tembus   dua   angka   akan   mendapat Rp 60.000,00 setiap pasang seribu rupiah. Jika tembus tiga angka akan mendapat Rp 600.000,00 dan jika tembus empat angka akan mendapat Rp 1.250.000,00.

Bahkan setiap pasang angka togel, tetangga-tetanggaku bisa habis uang mencapai ratusan ribu rupiah supaya dapat uang banyak dan kaya mendadak. Bapak dan Ibu belum seberapa, paling banyak hanya habis lima ribu rupiah setiap pasang angka. Tapi parahnya, Bapak tak pernah absen untuk pasang angka.

Bagi orang yang tidak mempunyai penghasilan tetap seperti Bapak, pasti sangat ngiler dengan iming-iming itu. Lumayanlah, pikir Bapak, jika setiap hari hanya dengan pasang seribu rupiah akan kembali Rp 60.000,00. Karena penghasilan Bapak jadi tukang becak tidak akan mencapai segitu setiap harinya. Begitupun Ibu. Setiap hari bekerja sebagai tukang cuci di rumah tetanggaku yang kaya, hanya menerima Rp 10.000,00. Tapi aku masih bersyukur dengan keadaan seperti ini, karena aku masih bisa makan setiap hari. Bisa dibilang aku tak pernah kelaparan meski pernah suatu hari aku hanya makan nasi bertabur garam. Memang seginilah rezeki Allah kepada kami, pikirku selalu husnudzon.

Hanya saja pikiran Bapak dan Ibu yang selalu ingin dapat rezeki nomplok dengan jalan pintas dengan membeli nomor togel, sangat tidak aku setujui. Karena hal itu merupakan suatu bentuk sikap keputusasaan. Bukankah Allah tidak menyukai orang-orang yang berputus asa? Dan bagaimanapun juga – kata Pak Ustadz – membeli togel itu hukumnya haram. Ini membuatku resah. Apalagi sudah dua bulan kebiasaan Bapak membeli nomor togel ini berlangsung dan parahnya belum pernah sekalipun tembus. Sebenarnya Bapak sudah mulai putus asa dan akan menghentikan kebiasaannya itu. Aku berharap Bapak jera. Tetapi Ibu malah mengobari dan terus saja memberi semangat empat lima. Ya Tuhan, bukakanlah hati kedua orang tuaku agar segera bertobat. Aku tahu, sesungguhnya hanya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penerima Taubat hambanya. Ampunilah dosa kami ya Ghoffar….., doaku dalam hati.

Sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid di sebelah utara kampungku. Aku beranjak dari ranjang untuk mengambil air wudhlu. Ingin segera aku bersimpuh mengadukan semua keluh kesahku pada Allah.

Ya Allah, maafkan aku, pada keterbatasanku, pada usahaku, pada keluhan-keluhanku pada-Mu, juga pada kelemahanku yang tak bisa mencegah kemaksiatan di depan mataku. Ya Allah Ya Ghoffar, ampuni aku jika tak mampu berusaha membuka hati ayah dan ibuku. Wahai pelindungku, dengarlah jeritan hatiku. Ulurkan rahmat-Mu padaku. Agar ku berbakti semampuku, sekuat tenagaku, agar ku tetap di atas jalan-Mu. Ku akhiri doaku dengan sujud panjang menahan isak tangis.

*****

“Aku pulang.” Ujarku menguluk salam. Aku tak pernah berkata ‘Assalamualaikum’ karena Ibuku penganut agama Kristen. Memang, garis keturunan kakek nenek (orang tua ibuku), dan hampir semua saudara ibuku beragama Kristen.

“Kok malam sekali, Nduk?” tanya Ibu.

“Ada lemburan, Bu.” Jawabku. Aku segera naik ke atas masuk ke kamar dan mengganti baju.

“Ayo lekas makan, Nduk!” teriak Ibu dari ruang makan.

“Ya, Bu! Nisa shalat isya’ dulu!” sahutku.

Kulipat sajadah dan mukena dan menyimpannya kembali dalam lemari. Kemudian aku segera turun untuk makan malam. Kutapaki anak tangga kayu yang sudah berderit-derit ini satu persatu. Ada sepercik ketenangan. Tak ada suara Bapak yang marah-marah. Ada apa ya? tanyaku dalam hati. Sejenak kuhentikan langkahku. Mataku menerawang menyapu seluruh isi ruangan. Hanya sepetak tanah dan rumah kecil warisan dari kakek untuk Ibuku. Tapi Pakdhe dan Bulik masih saja mengusik hak Ibuku, padahal bagian mereka jauh lebih besar. Keluarga Kristen yang besar, pikirku. Dan mereka tidak begitu baik hubungannya dengan Ibu, gara-gara Ibu memutuskan untuk menikah dengan Bapak yang muslim dan menolak menikah dengan pemuda pilihan Kakek.

“Nduk! Cepat turun, nanti nasinya keburu dingin!” suara Ibu membuyarkan lamunanku. Rupanya Ibu mendengar langkah kakiku di tangga. Aku turun dengan tergesa-gesa sehingga menimbulkan suara berdebum-debum di tangga.

Setibanya di ruang makan, mataku terbeliak. Wow! Di atas meja terhidang berbagai macam makanan lengkap dengan buah-buahan pencuci mulut. Pesta nih, pikirku senang. Aku segera duduk di kursi dan mengambil piring menuruti kemauan perutku yang lapar karena seharian belum diisi. Ini hari Senin, aku hanya berbuka segelas air putih di warnet, tempatku bekerja sampingan usai sekolah. Kami berempat makan dengan nikmat. Kuperhatikan wajah Bapak, Ibu dan Nita tampak berseri-seri.

Alhamdulillah, ucapku setelah bersendawa. Rasanya nikmat sekali makan bersama keluarga, apalagi dengan hidangan selengkap ini.

Nduk, kalau lembur itu mbok jangan sampai malam to, besoknya kan kamu masih masuk sekolah.” Ujar Ibu menasehati.

“Iya, Bu. Kebetulan tadi ada pekerjaan yang harus selesai hari ini juga. Makanya jam delapan Nisa baru pulang.” Jelasku pada Ibu. Memang jika tidak ada lemburan, habis maghrib aku sudah sampai di rumah. Aku segera berdiri untuk membantu Ibu membereskan piring-piring, sementara Bapak beranjak untuk menonton TV.

Setelah selesai membantu Ibu di dapur, aku masuk ke kamar Nita karena ada beribu pertanyaan yang berkecamuk di benakku.

“Nit, kok tumben hari ini adem ayem. Bapak nggak banting-banting piring. Makan malamnya juga komplit, padahal hari ini khan nggak ada yang ulang tahun.” Selorohku seraya duduk di tepi ranjang Nita.

Nita membalikkan badan dari meja belajarnya dan menghadap ke arahku. “Bapak dapat rezeki, Mbak.” Ujarnya.

“Duit darimana?” tanyaku masih belum puas.

“Bapak khan tembus empat angka. Bapak pasang dua ribu, dan dapat dua juta setengah.” Jawabnya enteng seraya membalikkan badan untuk meneruskan belajarnya.

Deg! Astaghfirullah!

Mendadak perutku terasa mulas. Kepalaku pusing dan pandanganku berkunang-kunang. Ya Allah, ampuni kami, jeritku dalam hati. Ingin aku melarikan diri tapi tak mampu.

*****

Kiranya demam togel benar-benar telah merajalela. Tak hanya golongan orang tua saja, bahkan anak muda dan anak kecil pun sudah ikut berperan serta. Para ulama di kampungku seolah-olah telah angkat tangan, apalagi aparat keamanannya tak pernah bertindak. Hal ini membuat bandar togel tersenyum senang.

“Pak, Bu, kata Pak Ustadz, beli togel itu hukumnya haram lho,” ujarku pada suatu sore ketika ada kesempatan duduk-duduk di ruang TV.

Oalah, ndak usah dipikirin. Lha wong Mbah Mudin saja juga ikut pasang angka.” Bantah Bapak.

“Kita ini orang cilik, Nduk. Kalo ndak gini, kamu dan adikmu apa bisa makan enak?” tuding Ibu.

Astaghfirullah! Lagi-lagi sesak dalam hati. Aku harus bagaimana lagi, Ya Allah. Jerit batinku memberontak.

Sudah tiga bulan ini aku bekerja sampingan di warnet sekaligus sebuah rental komputer. Kemampuanku dalam bidang mengetik dan operasional komputer membuatku dilirik oleh seseorang dan menawariku untuk bekerja di tempatnya. Aku setuju saja karena hanya part time. Alhamdulillah, gajiku setiap bulan cukup untuk biaya sekolahku. Ibu memang tak salah menyekolahkan aku di sekolah kejuruan.

“Bagaimana dong, Han? Aku bingung sekali sama kelakuan orang tuaku.” Pernah suatu kali aku bercerita pada Hani, sahabat karibku di pengajian.

“Kamu kan sudah punya penghasilan, Nis, ya…. lebih baik kamu makan dari uang itu saja. Atau lebih baik kamu puasa.” Tutur Hani bijak memberi solusi masalahku.

*****

Minggu yang cerah. Mentari pagi masih malu menampakkan diri dari peraduan. Perlahan sinarnya yang lembut dan hangat menyirnakan butir-butir embun di ujung daun. Burung-burungpun berkicau riang menyambut pagi.

Pagi ini aku dikejutkan oleh kegiatan Bapak yang terlalu sibuk. Kelihatannya Bapak akan bepergian. Benar saja, tak lama kemudian Bapak tampak mengeluarkan sepeda ontanya dari gudang samping rumah. Sepeda inilah tunggangan Bapak satu-satunya selain becak.

“Bapak mau kemana sih, Bu?” tanyaku penasaran pada Ibu di dapur setelah Bapak pergi.

“Ke sendang, mau cari wangsit biar dapat nomor jitu dan tembus empat angka lagi.” Jawab Ibu tenang sambil mencuci piring.

Duar!

Bagai ledakan bom bergemuruh di kepalaku, aku sangat terkejut. Aku diam terpaku di tempatku berdiri. Tidak boleh! Ini syirik! Batinku menjerit tak karuan. Jantungku berdegup sangat kencang.

“Allah tak akan mengampuni siapapun yang menyekutukan-Nya. Dan sesungguhnya azab Allah itu amatlah pedih” Terngiang ucapan Pak Ustadz yang memberi ceramah saat pengajian. Bukankah cari wangsit di sendang itu sama saja berkomunikasi dengan syetan?

Kakiku lemas seketika. Perlahan-lahan kuseret kakiku menaiki tangga menuju kamarku. Aku harus bersimpuh lagi, memohon ampun pada Allah lagi. Tak ada yang bisa kulakukan selain hanya diam dan berdoa. Aku sangat menghormati kedua orang tuaku sehingga membantah pun tampaknya aku tak berani. Allah, Allah, Allah…… berilah hamba jalan keluar dari masalah ini, tangisku membasahi sajadahku usai shalat Dhuha.

*****

“Bu….. Bu……. Buuuuu….uuuu!!!!”

Aku duduk terbangun dari tidur siangku mendengar suara teriakan histeris Bapak. Kuusap mataku dan segera turun untuk mengetahui apa yang tengah terjadi. Nita tampak berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Bapak dan Ibu di ruang tamu. Sementara Ibu menenangkan Bapak, aku mengambilkan air putih untuk Bapak.

“Gawat, Bu!” kata Bapak setelah meneguk segelas air putih.

“Tenang dulu, Pak, pelan-pelan bicaranya.” Kata Ibu.

“Ibu tahu? Aku dapat apa dari sendang?” tanya Bapak dengan wajah cemas. Ibu hanya menggelengkan kepala.

“Gambar tengkorak, Bu!” tukas Bapak cepat. Wajahnya tampak pucat sekarang, “Kata Mbah Dukun yang rumahnya dekat dengan sendang, gambar tengkorak itu melambangkan akan ada musibah yang menimpa keluarga kita. Kematian, Bu, kematian……!” jelas Bapak sambil mengguncang-guncang bahu Ibu. Ibu tampak terkejut campur takut. Begitupun aku dan Nita.

Astaghfirullahaladziim! Ayah bercerita panjang lebar tentang ritual yang dilakukannya di sendang untuk mendapat angka togel yang akan keluar. Aku merinding. Tetapi diam-diam aku bersyukur pada Tuhan karena setelah kejadian itu Bapak dan Ibu jadi kapok dan tak pernah pasang angka lagi. Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberi jalan keluar pada masalahku ini, desahku lega dalam hati.

*****

“Hai, Nis!”

Aku menoleh karena seseorang menepuk pundakku dari belakang.

“Nanti sepulang sekolah kita ke kafe ya, ada undangan dari Tommy. Perayaan sweet seventeen dia.” ajak Dinar, teman sekelasku.

“Oke, dengan senang hati,” aku mengangguk setuju.

“Nis, tahu nggak, ultahnya Tommy ini dirayain pake uangnya sendiri, loh!” bisik Dinar di tengah ributnya suasana kafe.

“Yang bener? Hebat sekali!” pujiku setelah menyeruput jus apelku.

“Sstt! Tapi jangan bilang siapa-siapa ya, soalnya denger-denger dari Gesang, minggu kemarin Tommy baru tembus tiga angka.” Jelas Dinar lirih sambil mencondongkan tubuhnya ke arahku.

“Uhuk!”

Aku terbatuk. Dan hamburger di tanganku jatuh ke lantai. Mendadak kerongkonganku terasa kering dan kepalaku pusing. Mataku mendelik tak percaya ke arah Dinar.

“Waduh, kenapa kamu, Nis?” Dinar buru-buru mengambil tissue. “Hati-hati, dong kalau makan! Tuh lihat, jilbabmu jadi kena saus khan!”

Tak kuhiraukan ocehan Dinar. Mendadak tubuhku kaku bagaikan terpaku kuat di kursi kafe ini, pandanganku berkunang-kunang. Sementara temanku yang lain tampak sukacita menikmati pesta Tommy. Astaghfirullah, togel lagi, togel lagi, gerutuku dalam hati.

Keterangan:

Mbah mudin: sebutan untuk imam masjid; Cilik: kecil; Adem ayem: tentram; Ngiler: tergiur; Pakdhe: paman; Bulik: tante; Sendang: sumber mata air dibawah pohon besar.

6 responses to this post.

  1. Ramalan Ki PAMUNGKAS Bener-Bener Top CER Dan Di Jamin “JITU” tembus adapun ramalan ini di dapat melalui “RITUAL KHUSUS” jadi anda jangan ragu2 lagi untuk mengikuti prediksi Ki PAMUNGKAS karena nomor ritual Ki PAMUNGKAS meman selalu tepat dan terbukti,jika anda mau bukti bukan kata2 silahkan HBG 0821-2579-9777 Ki PAMUNGKAS Cukup Daptar jadi Member Ki PAMUNGKAS Dan Menyelesaikan Pendaptaranya Anda Sudah Bisa Mendapatkan Angka 2D 3D 4D Yang Bisa Mengubah Nasib Anda Sekeluarga Karna Saya Sudah Membuktikanya 3X Sekarang Gilian Anda Smua Slah kan shobat end shobit Daftar jadi member dan slesaikan syarat syarat nya anda sdah bisa Mendapat kan Angkanya.

    Reply

    • saya pecinta togel memberitaukan kepada para pemain togel untuk pengambalin angka gaib bocoran togel setiap putaran silahkan hbg:085293577799 akii dewa atau KLIK DISINI

      Reply

    • Posted by WAWAN on 21 May 2014 at 13.28

      INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

      INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

      INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 20 X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT….

      Reply

    • PARA PENCINTA TOGEL YANG MENGINGINKAN ANGKA YANG BENAR-BENAR JITU DAN AKURAT BISA MEMBAWA ANDA DALAM SEBUAH KEBERUNTUNGAN,SILAHKAN SAJA HUB; KI PANGANDARAN DI NO 085=319=486=059,KARNA BELIAU AKAN SELALU MEMBANTU ANDA DENGAN ANGKA RITUALNYA YANG DI JAMIN 100% TEMBUS DAN MEMANTAU ANDA SELAMA PEMASANGAN ANGKA (SGP/HKG/MALAYSIA/ )SAMPAI AKHIR PUTARAN ANGKA TOGEL SELESAI DI PUTAR,

      Anda cukup mendaftar dengan biaya 100 ribu
      Contoh format nama dan kirim pulsa 100 ribu ke nomor 0853-1948-6059 sebagai biaya ritual untuk di belikan peralatan sesajen seperti :
      KEMBANG,KEMENYANG,PISANG DAN TELUR AYAM KAMPUNG.
      Setelah biaya di kirim maka AKY PANGANDARAN akan membantu anda dengan ritual ghoib.
      Biaya yang anda keluarkan tidak sebanding dengan angka hasil ritual yang di berikan kepada anda semua.tapi ingat setelah tembus sisihkan sedikit buat yang memerlukan biar berkah.
      DAPATKAN SEKARANG JUGA
      ANGKA TEMBUS KY PANGANDARANG
      Call / Sms 0853-1948-6059.

      GHOIB: singapur 2D/3D/4D/

      angka GHOIB: hongkong 2D/3D/4D/

      angka GHOIB; malaysia 4D/6D/8D/

      angka GHOIB; toto magnum 4D/5D/6D/

      angka GHOIB; laos 4D/6D/8D

      angka GHOIB; thailan

      angka GHOIB; macau

      angka ghoib; sidney

      Reply

  2. Posted by pak hartawan on 3 May 2014 at 23.03

    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT

    INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL TLP KI ANGEN JALLO DI NMR (_0_8_5_2_8_3_7_9_0_4_4_4_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 7X TERBUKTI TRIM’S ROO,MX SOBAT…..

    Reply

Leave a comment

noersblog

A topnotch WordPress.com site

shartlina

My Dreams

RODA HUKUM

Tiada KEBENARAN selain KEBENARAN itu sendiri.

Erlan Agusrijaya

Strive to do the best as a muslim teacher

itateanese

karena kita layak bahagia

hidup untuk hidup dalam hidup

adalah aku yang hidup dalam ku

GIRL IN THE POT

Walk . Write . Whatever

Purwatiwidiastuti's Blog

Mari nikmati indahnya berbagi

SanG BaYAnG

Ungkapan Jiwa Dalam Kata Yang Berbeda

Catatan Anak Hulondalo

Ikatlah Ilmu dengan Menulisnya...!!!

Hasna Azura

Dreaming is not enough, you must do!

bintangrina

Forum olah-rasa batin dan rasa (For bara)

riwewijaya

Just another WordPress.com site

AngananTyas Blog

karena aku bukan anak raja, bukan pangeran berkuda, bukan pula dewa, maka akan kubingkai kata kata, hingga ku dikenang dunia

WordPress.com News

The latest news on WordPress.com and the WordPress community.